Apakah Motivasi itu Bullshit Omong Kosong? Hubungan Antara Motivasi dan Previlege serta Cara Memandangnya
Seiring berkembangnya teknologi, informasi sekarang menjadi hal yang sangat mudah untuk didapatkan. Hampir segala pengetahuan dan informasi saat ini dapat diakses dengan sangat mudah hanya dengan satu genggaman tangan dan sedikit gerakan jari. Konten bertemakan motivasi merupakan konten yang tidak sedikit peminatnya, hal ini dapat dilihat dari maraknya acara televisi bertemakan motivasi, buku-buku motivasi, kanal Youtube motivasi, media sosial motivasi dan lain sebagainya.
Bill Gates, seringkali menjadi tolak ukur sebagai orang sukses dan kesuksesan karena merupakan salah satu orang terkaya di dunia. Cerita Bill Gates yang drop out atau keluar dari universitas lalu sukses, menjadi cerita yang laku dan sangat diminati sehingga tak heran bisa muncul simplifikasi seperti "sekolah itu tidak penting" dan "pendidikan tidak menjamin kesuksesan", atau yang paling parah "drop out dari sekolah akan sama dengan sukses" dan lain sebagainya.
Kesimpulan dan pemikiran yang didapatkan dari cerita motivasi tersebut sangatlah berbahaya karena ia tidak menceritakan bagian lain seperti privilege yang berperan dalam hidup seseorang yang dikatakan sukses tersebut. Bagian-bagian seperti orang tuanya yang memang orang berpunya yang membantu menunjang pendidikan dan kebutuhannya, lingkungan hidupnya yang dikelilingi orang-orang berpendidikan dan berpunya, dan dia pula adalah seorang jenius yang mendapatkan skor ujian SAT 1590 dari 1600 tidak diceritakan dalam cerita motivasi tersebut.
Pada awalnya memang pahit rasanya setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya, seringkali seseorang yang telah sadar akan hal tersebut dan menyadari ketidakhadiran privilege dalam hidupnya akan merasa berkecil hati, kehilangan semangat, dan juga kehilangan motivasi dalam mengejar cita-cita. Akan tetapi, sebenarnya bagi penulis sendiri alangkah baiknya bila tetap memiliki cita-cita walaupun cita-cita tersebut hanyalah sebuah cita-cita sederhana daripada cita-cita tersebut lenyap atau hilang sama sekali.
Sebenarnya tidaklah masalah untuk memiliki cita-cita yang sederhana, atau bahkan tidak memiliki cita-cita sama sekali selama seseorang senantiasa berusaha melakukan hal yang dirasa dapat memberikan manfaat baik untuk saat ini maupun saat nanti, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Banyaknya cerita motivasi yang beredar walaupun cerita-cerita tersebut mengandung banyak bias dan prasangka belaka, sebenarnya terdapat pula hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik.
Adapun hikmah atau pelajaran penting yang dapat diambil dari kisah-kisah motivasi tersebut bagi penulis sendiri adalah "Jika mereka yang memiliki privilege harus berusaha dengan keras untuk mewujudkan tujuannya, lantas mengapa mereka yang tidak memiliki privilege tidak berusaha dengan lebih keras untuk mewujudkan tujuannya".
Adapun analoginya adalah sebagai berikut: Apabila privilege adalah permukaan licin, memang lebih mudah untuk mendorong sesuatu diatas permukaan licin tersebut sampai pada tujuan, adapun yang permukaannya kasar tentulah membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk mendorong sesuatu itu. Meskipun kedua permukaan tersebut berbeda, tetapi bila didorong sesuatu itu pun akan tetap bergerak juga.
Memang tak dipungkiri bahwa ada mereka yang tidak memiliki privilege lalu menjadi orang yang berhasil. Namun, tak lupa pula bahwa ada juga mereka yang tidak memiliki privilege, tetapi tetap saja menjadi orang yang tidak berhasil jika dipikirkan kembali secara lebih objektif.
Tambahan
🙏
ReplyDelete